Rangkuman Pengantar Sosiologi dari buku Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.H.

April 05, 2018

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    PENGANTAR
Seorang awam yang untuk pertama kali mempelajari Sosiologi sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya dia telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman – pengalaman dalam hubungan sosial dan hubungan antar manusia. Sejak lahir didunia, dia sudah berhubungan dengan orang tuanya, misalnya dan semakin meningkat usianya, bertambah luas pulalah pergaulannya dengan manusia lain didalam masyarakat. Dia juga menyadari bahwa kebudayaan dan peradaban dewasa ini merupakan hasil perkembangan masa – masa yang silam. Secara sepintas lalu dia pun mengetahui bahwa di dalam pelbagai hal dia mempunyai persamaan – persamaan dengan orang – orang lain, sedangkan dalam hal lain dia mempunyai sifat – sifat yang khas berlaku bagi diri sendiri sehingga berbeda dengan orang lain. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis oleh karena itu sertanya dia di dalam hubungan – hubngan sosial, dalam membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan dan perbedaan dengan orang – orang lain, semua itu memberikan gambaran tentang obyek yang dipelajarinya yaiu sosiologi.
            Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenali kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup telah menarik perhatian.

B.     ILMU PENGETAHUAN  DAN SOSIOLOGI
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan pengguanaan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia.
Secara umum dan konvensional dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan, yaitu masing-masing:
·         Ilmu Matematika
·         Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam baik yg hayati maupun yg tidak hayati
·         Ilmu tentang perilaku yg di satu pihak menyoroti perilaku hewan, dan dilain pihak menyoroti perilaku manusi, yang terakhir ini sering kali dinamakan ilmu-ilmu sosial yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing menyoroti sesuatu bidang didalam kehidupan masyarakat.
·         Ilmu pengetahuan kerohanian, yang merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia.
Dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan yg diterapkan.
·         Ilmu Pengetahuan Murni, bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak yaitu untuk mempertinggi mutunya.
·         Ilmu Pengetahuan yg diterapkan, bertujuan untuk menggunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut didalam masyarakan dengan maksud untuk membantu masyarakat didalam mengatasi masalah-masalah yg dihadapinnya.
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yg ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut.
a.       Sosiologi bersifat empiris, yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.      Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstaksi dari hasil-hasil observasi.
c.       Sosiologi bersifat komulatif, yaitu teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yg lama.
d.      Sosiologi bersifat nonetis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. 

C.     GAMBARAN RINGKAS TENTANG SEJARA TEORI - TEORI SOSIOLOGI
Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atatau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara – cara tertentu. Fakta tesebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh sebab itu dalam bentuknya, yang paling sederhana suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya.
Beberapa teori sosiologi yang menonjol yang pada umumnya berasal dari cendikiawan Barat, salah satunya adlah Comte penilaiannya terhadap sosiologi yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi merupakan study positif tentang hukum – hukum dasar dari gejala sosial. Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dengan sosiologi dinamis.
Sejarah teori sosiologi, perhatian masyarakat sebelum Comte
·         Plato : menelaah masyarakat secara sistematis dengan merumuskan teori organis tentang masyarakat yg mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial
·         Aristoteles : melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat.
·         Ibn khaldun : mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah.
·         Hobbes : menulis mengenai keadaan alamiah manusia yg didasari pada keinginan-keinginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi.
·         John Locke dan JJ Rousseau : menulis mengenai kontrak sosial.
·         Saint Simon : menulis tentang manusia yg hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok.

Teori - teori sesudah Comte dikelompokkan dalam enam mazhab.
1.      Mazhab Geografi dan Lingkungan
Masyarakat bisa berkembang bila ada tempat berpijak dan tempat untuk hidup
(Edward Bukle dan Le Plag).

2.      Mazhab Organis dan Evolusioner
Horbert Spencer : Melakukan analogi antara masyarakat dengan organisme manusia
W.G. Summer : Mengenai kebiasaan sosial yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat
3.   Mazhab Formal (pengaruh dari Immanuel Kant)
Georg Simmel : untuk menjadi warga masyarakat perlu mengalami proses individualisasi dan sosialisasi
Leopolid von Wiese : sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia tanpa mengaitkan dengan tujuan/kaidah
4.   Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde : menjelaskan gejala sosial dalam kerangka reaksi psikis seseorang
Richard H.Cooley : mengembangkan konsep primary group
L T Hob House : memusatkan perhatian pada kondisi psikologis kehidupan manusia
5.  Mazhab Ekonomi
Karl Marx : mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori perubahan
M. Weber : mengungkapkan tentang empat tipe ideal aksi sosial
6.  Mazhab Hukum
     Durkheim : hukum yang dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas dalam masyarakat
     M. Weber : mengenai empat tipe ideal hukum
     L.M Friedman dan Daniel S. Lev : sosiologi hukum

D.    METODE - METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam hal ini sosiologi memiliki cara kerja atau metode yang digunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan , yakni Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. Sedangkan Metode Kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keteragan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula- formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode lainnya dalam sosiologi yaitu metode deduktif dan metode induktif. Metode Induktif yaitu metode yang berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik ke hal-hal yg lebih khusus, sedangkan metode induktif adalah metode yang berdasarkan hal-hal yang khusus kemudian diambil generalisasinya.
Metode-metode tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya. Kecuali metode-metode tersebut , masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat-alat yang disebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangan khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.

BAB 2
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A. Pengantar
Pengetahuan tentang proses-proses sosial memngkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Para sosiolog memperhatikan kedua segi masyarakat itu, yaitu segi statisnya atau struktur masyarakat serta segi dinamis atau fungsinya masyarakat. Terdapat aspek-aspek struktural dan prosesual. Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk strukturalnya seperti, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, dan kekuasaan, tetapi semunya itu mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk orang-perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan-hubungan tersebut mempunyai bentuk yang kongkret, terlebih dahulu akan dialami suatu proses ke arah bentuk kongkret yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-memepengaruhi  antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
B. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
            Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.
            Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Contoh Interaksi sosial
            Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya dikalangan banyak suku bangsa di Indonesia berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada pihak wanita, yang sering kali jumlahnya besar sekali.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya, yang ditiru adalah tindakan tindakan yang menyimpang.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional. Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, karena kepribadiaan seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang  merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan untuk pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor minimal menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sebab kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.
C. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial (social-contact ).
2. Adanya komunikasi.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
1.Antara orang-perorangan.
2. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak sosial dapat bersifat positif mengarah atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negaif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
            Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.
D. Kehidupan yang Terasing
            Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan yang terasing dapat terjadi oleh beberapa sebab, yaitu: kehidupan terasing disebabkan karena secara badaniah, kehidupan terasing disebabkan karena cacat pada salah satu indranya, kehidupan terasing disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan.
E. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
1. Proses-proses yang Asosiatif
a)      Kerja Sama (Cooperation)
            Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
            Dalam teori-teori sosiolog akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan kerja sama tradisional (tradisional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar tertentu, dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.
1. Kerukunan yang mecakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi  (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisasi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5. Joint ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu-bara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya
b)      Akomodasi (Accomodation)
            Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar.
·         Tujuan Akomodasi
1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.
·         Bentuk-bentuk Akomodasi
a. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
b. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d. Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundang lah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
e. Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
f. Toleration juga sering dinamakan tolerant-participation, Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
g. Stalemate merupakan suatu akomodasi,dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h. Adjudication, yaitu penyelesaiannya perkara atau sengketa di pengadilan.
·         Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu sebagai berikut.
1. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara individu dan kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat.
2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
3. Tujuan akomodasi untuk mengurangi pertentangan antara individu/kelompok, untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu agar terjadi kerja sama

4. Asimilasi (Assimilation)
            Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
            Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah toleransi, kesempatan-kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi, sikap menghargai orang asing dan kebudayaanya, sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran (amalgamation), adanya musuh bersama dari luar.
            Faktor yang menghambat asimilasi adalah kehidupan yang terisolasi, tidak punya pengetahuan budaya yang lainnya, perasaan takut pada budaya lain, ada perbedaan ciri fisik, in-group feeling yang kuat, perbedaan kepentingan, dan lain-lain.
2. Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
a. Persaingan (competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang-orangan, atau individu secara langsung bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan tertentu didalam suatu organisasi.
·         Bentuk-bentuk persaingan yaitu:
a). persaingan ekonomi
b). persaingan kebudayaan
c). persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat, persaingan karena perbedaan ras.
·         Fungsi-fungsi persaingan adalah:
a). untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
b). Sebagai jalan dimana keinginan kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik—aiknya.
c). Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial.
·         Hasil suatu persaingan adalah:
a). Perubahan kepribadiaan seseorang.
b). Kemajuan.
c). Solidaritas kelompok.
d). Disorganisasi.
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berbeda antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
·         Bentuk-bentuk kontravensi
1. Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
3. Melakukan penghasutan.
4. Berkhianat.
5. Mengejutkan lawan, dan lain-lain.
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
·         Sebab musabab atau akar-akar pertentangan adalah:
a). Perbedaan individu-individu.
b). Perbedaan kebudayaan.
c). Perbedaan kepentingan.
d). Perubahan sosial.
Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan bersifat positif, sepanjang tidak berlawan dengan pola-pola hubungan sosial didalam struktur sosial yang tertentu. Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih permusuhan; alat tersebut dalam ilmu sosilogi dinamakan safety-valve institutions yang menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai ke arah lain.
·         Bentuk bentuk pertentangan adalah:
a). Pertentangan pribadi.
b). Pertentangan rasial.
c). Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh      karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
d). Pertentangan politik.
e). Pertentangan yang bersifat international.
·         Akibat-akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah antara lain:
a. tambahnya solidaritas “in-group”, atau
b. mungkin sebaliknya yang terjadi, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
c. perubahan kepribadiaan.
d. akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu.

artikel lainnya. 

1. teknik penyusunan daftar pustaka


Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments