PENDAHULUAN
A. PENGANTAR
Seorang awam yang untuk pertama kali
mempelajari Sosiologi sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit
tentang sosiologi. Selama hidupnya dia telah menjadi anggota masyarakat dan
sudah mempunyai pengalaman – pengalaman dalam hubungan sosial dan hubungan
antar manusia. Sejak lahir didunia, dia sudah berhubungan dengan orang tuanya,
misalnya dan semakin meningkat usianya, bertambah luas pulalah pergaulannya
dengan manusia lain didalam masyarakat. Dia juga menyadari bahwa kebudayaan dan
peradaban dewasa ini merupakan hasil perkembangan masa – masa yang silam.
Secara sepintas lalu dia pun mengetahui bahwa di dalam pelbagai hal dia
mempunyai persamaan – persamaan dengan orang – orang lain, sedangkan dalam hal
lain dia mempunyai sifat – sifat yang khas berlaku bagi diri sendiri sehingga
berbeda dengan orang lain. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat
sosiologis oleh karena itu sertanya dia di dalam hubungan – hubngan sosial,
dalam membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan
dan perbedaan dengan orang – orang lain, semua itu memberikan gambaran tentang
obyek yang dipelajarinya yaiu sosiologi.
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang
masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia
mengenali kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan
hidup telah menarik perhatian.
B. ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
Ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan pengguanaan kekuatan
pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis.
Tujuan ilmu pengetahuan adalah lebih mengetahui dan mendalami segala segi
kehidupan. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya
hasrat ingin tahu dalam diri manusia.
Secara
umum dan konvensional dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan, yaitu
masing-masing:
·
Ilmu Matematika
·
Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala alam baik yg hayati maupun yg tidak hayati
·
Ilmu tentang perilaku yg di satu pihak menyoroti perilaku
hewan, dan dilain pihak menyoroti perilaku manusi, yang terakhir ini sering
kali dinamakan ilmu-ilmu sosial yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan yang
masing-masing menyoroti sesuatu bidang didalam kehidupan masyarakat.
·
Ilmu pengetahuan kerohanian, yang merupakan kelompok ilmu
pengetahuan yang mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia.
Dari
sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan
murni dan ilmu pengetahuan yg diterapkan.
·
Ilmu Pengetahuan Murni, bertujuan untuk membentuk dan
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak yaitu untuk mempertinggi mutunya.
·
Ilmu Pengetahuan yg diterapkan, bertujuan untuk menggunakan
dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut didalam masyarakan dengan maksud untuk
membantu masyarakat didalam mengatasi masalah-masalah yg dihadapinnya.
Sosiologi
jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap
unsur-unsur ilmu pengetahuan, yg ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut.
a.
Sosiologi bersifat empiris, yaitu ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak
bersifat spekulatif
b.
Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut
selalu berusaha untuk menyusun abstaksi dari hasil-hasil observasi.
c.
Sosiologi bersifat komulatif, yaitu teori-teori sosiologi
dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas serta memperhalus teori-teori yg lama.
d.
Sosiologi bersifat nonetis, yakni yang dipersoalkan bukanlah
buruk baiknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta
tersebut secara analitis.
C. GAMBARAN RINGKAS TENTANG SEJARA TEORI - TEORI SOSIOLOGI
Suatu teori pada hakikatnya
merupakan hubungan antara dua fakta atatau lebih, atau pengaturan fakta menurut
cara – cara tertentu. Fakta tesebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan
pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh sebab itu dalam bentuknya, yang
paling sederhana suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
yang telah diuji kebenarannya.
Beberapa
teori sosiologi yang menonjol yang pada umumnya berasal dari cendikiawan Barat,
salah satunya adlah Comte penilaiannya terhadap sosiologi yang merupakan ilmu
pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang akan
berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi
merupakan study positif tentang hukum – hukum dasar dari gejala sosial. Comte
kemudian membedakan antara sosiologi statis dengan sosiologi dinamis.
Sejarah
teori sosiologi, perhatian masyarakat sebelum Comte
·
Plato :
menelaah masyarakat secara sistematis dengan merumuskan teori organis tentang
masyarakat yg mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial
·
Aristoteles :
melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat.
·
Ibn
khaldun : mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan
kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah.
·
Hobbes : menulis
mengenai keadaan alamiah manusia yg didasari pada keinginan-keinginan mekanis
sehingga manusia selalu saling berkelahi.
·
John
Locke dan JJ Rousseau : menulis mengenai kontrak sosial.
·
Saint
Simon : menulis tentang manusia yg hendaknya dipelajari dalam kehidupan
berkelompok.
Teori -
teori sesudah Comte dikelompokkan dalam enam mazhab.
1.
Mazhab Geografi dan Lingkungan
Masyarakat
bisa berkembang bila ada tempat berpijak dan tempat untuk hidup
(Edward Bukle dan Le Plag).
2.
Mazhab Organis dan Evolusioner
Horbert Spencer :
Melakukan analogi antara masyarakat dengan organisme manusia
W.G. Summer :
Mengenai kebiasaan sosial yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat
3. Mazhab Formal (pengaruh dari Immanuel Kant)
Georg Simmel :
untuk menjadi warga masyarakat perlu mengalami proses individualisasi dan
sosialisasi
Leopolid von Wiese :
sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia tanpa mengaitkan
dengan tujuan/kaidah
4. Mazhab Psikologi
Gabriel
Tarde : menjelaskan gejala sosial dalam kerangka reaksi psikis
seseorang
Richard
H.Cooley : mengembangkan konsep
primary group
L T Hob
House : memusatkan perhatian pada kondisi psikologis kehidupan
manusia
5. Mazhab Ekonomi
Karl Marx :
mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori perubahan
M. Weber :
mengungkapkan tentang empat tipe ideal aksi sosial
6. Mazhab Hukum
Durkheim
: hukum yang dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas dalam masyarakat
M. Weber :
mengenai empat tipe ideal hukum
L.M Friedman dan Daniel S. Lev :
sosiologi hukum
D. METODE - METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam hal ini sosiologi memiliki cara
kerja atau metode yang digunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan , yakni Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan
angka-angka
atau dengan ukuran-ukuran lain
yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam
masyarakat. Sedangkan Metode
Kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keteragan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur
dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula- formula yang semuanya itu sedikit
banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode
lainnya dalam sosiologi yaitu metode deduktif dan metode induktif. Metode
Induktif yaitu metode yang berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian
ditarik ke hal-hal yg lebih khusus, sedangkan metode induktif adalah metode
yang berdasarkan hal-hal yang khusus kemudian diambil generalisasinya.
Metode-metode tersebut diatas
bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih
dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya. Kecuali metode-metode tersebut ,
masing-masing ilmu
pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat-alat yang disebut konsep untuk
menganalisis masalah-masalah yang
terdapat dalam lapangan khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.
BAB
2
PROSES
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
A. Pengantar
Pengetahuan
tentang proses-proses sosial memngkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian
mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Para
sosiolog memperhatikan kedua segi masyarakat itu, yaitu segi statisnya atau
struktur masyarakat serta segi dinamis atau fungsinya masyarakat. Terdapat
aspek-aspek struktural dan prosesual. Memang tidak dapat disangkal bahwa
masyarakat mempunyai bentuk-bentuk strukturalnya seperti, kelompok-kelompok
sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, dan kekuasaan, tetapi semunya
itu mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola
perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi.
Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya
disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik
dalam bentuk orang-perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan-hubungan
tersebut mempunyai bentuk yang kongkret, terlebih dahulu akan dialami suatu
proses ke arah bentuk kongkret yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya
dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah
cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada. Dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal
balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-memepengaruhi antara sosial
dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
B.
Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial)
karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok
manusia.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
Contoh
Interaksi sosial
Interaksi
sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan
perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya dikalangan banyak suku bangsa
di Indonesia berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat
bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada
pihak wanita, yang sering kali jumlahnya besar sekali.
Berlangsungnya
suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah
maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih
mendalam, faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses interaksi sosial. Salah satu segi
positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin
pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya, yang ditiru
adalah tindakan tindakan yang menyimpang.
Faktor sugesti berlangsung apabila
seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya
yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti
dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat
daya berpikirnya secara rasional. Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang
yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena
sifatnya yang otoriter.
Identifikasi sebenarnya merupakan
kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada
imitasi, karena kepribadiaan seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar),
maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal
tertentu di dalam proses kehidupannya.
Proses simpati sebenarnya merupakan
suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang
sangat penting, walaupun dorongan untuk pada simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Hal-hal
tersebut diatas merupakan faktor-faktor minimal menjadi dasar bagi
berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun dalam kenyataannya proses tadi
memang sangat kompleks, sebab kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas
antara faktor-faktor tersebut.
C.
Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu:
1. Adanya kontak sosial
(social-contact ).
2. Adanya komunikasi.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu sebagai berikut.
1.Antara orang-perorangan.
2. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok
manusia atau sebaliknya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok
manusia lainnya.
Kontak
sosial dapat bersifat positif mengarah atau negatif. Kontak sosial yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negaif
mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan
suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder.
Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan,
saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu
perantara.
D.
Kehidupan yang Terasing
Pentingnya
kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap
suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehidupan yang terasing dapat terjadi oleh beberapa sebab, yaitu: kehidupan
terasing disebabkan karena secara badaniah, kehidupan terasing disebabkan
karena cacat pada salah satu indranya, kehidupan terasing disebabkan karena
pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan.
E.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan
bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
1.
Proses-proses yang Asosiatif
a) Kerja Sama (Cooperation)
Beberapa
sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang
pokok. Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama.
Dalam teori-teori sosiolog akan
dapat dijumpai beberapa bentuk kerja
sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation).
Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama
langsung (directed cooperation), kerja
sama kontrak (contractual cooperation) dan
kerja sama tradisional (tradisional
cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta-merta.
Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa,
sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar tertentu, dan
kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.
Ada lima bentuk kerja
sama, yaitu sebagai berikut.
1. Kerukunan yang
mecakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi (cooptation),
yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
4. Koalisasi (coalition), yakni kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5. Joint ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu-bara, perfilman,
perhotelan, dan seterusnya
b)
Akomodasi
(Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam
dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu
proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbangan (equilibrium) dalam
interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam
masyarakat. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh
ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup
menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar.
·
Tujuan Akomodasi
1. Untuk mengurangi pertentangan antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua
pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer.
3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara
kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor
sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang
mengenal sistem berkasta.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok
sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam
arti luas.
·
Bentuk-bentuk Akomodasi
a.
Coercion
adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena
adanya paksaan.
b.
Compromise
adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
c.
Arbitration
merupakan suatu cara untuk mencapai compromise
apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d.
Mediation
hampir menyerupai arbitration. Pada mediation
diundang lah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
e.
Conciliation
adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
f.
Toleration
juga sering dinamakan tolerant-participation,
Ini merupakan suatu bentuk akomodasi
tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
g.
Stalemate
merupakan suatu akomodasi,dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
h.
Adjudication,
yaitu penyelesaiannya perkara atau sengketa di pengadilan.
·
Akomodasi
dipergunakan
dalam dua arti, yaitu sebagai berikut.
1. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan,
berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara
individu dan kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku didalam masyarakat.
2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
3. Tujuan akomodasi untuk mengurangi pertentangan
antara individu/kelompok, untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk
sementara waktu agar terjadi kerja sama
4.
Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah toleransi, kesempatan-kesempatan
yang seimbang dibidang ekonomi, sikap menghargai orang asing dan kebudayaanya,
sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran (amalgamation),
adanya musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi
adalah kehidupan yang terisolasi, tidak punya pengetahuan budaya yang lainnya,
perasaan takut pada budaya lain, ada perbedaan ciri fisik, in-group feeling
yang kuat, perbedaan kepentingan, dan lain-lain.
2. Proses Disosiatif
Proses-proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional
processes, yang persis halnya dengan
kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi atau
proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai
berikut.
a. Persaingan (competition)
Persaingan
atau competition dapat diartikan
sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan
mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat pribadi dan tidak pribadi.
Persaingan yang bersifat pribadi, orang-orangan, atau individu secara langsung
bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan tertentu didalam suatu organisasi.
·
Bentuk-bentuk persaingan yaitu:
a).
persaingan ekonomi
b).
persaingan kebudayaan
c). persaingan untuk
mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat, persaingan
karena perbedaan ras.
·
Fungsi-fungsi persaingan adalah:
a).
untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
b). Sebagai jalan
dimana keinginan kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi
pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik—aiknya.
c). Sebagai alat untuk
mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial.
·
Hasil suatu persaingan adalah:
a).
Perubahan kepribadiaan seseorang.
b).
Kemajuan.
c).
Solidaritas kelompok.
d).
Disorganisasi.
b.
Kontravensi (Contravention)
Kontravensi
merupakan suatu bentuk proses sosial yang berbeda antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian kontravensi merupakan sikap mental yang
tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan
golongan tertentu.
·
Bentuk-bentuk kontravensi
1.
Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2.
Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
3.
Melakukan penghasutan.
4.
Berkhianat.
5.
Mengejutkan lawan, dan lain-lain.
Pertentangan
atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman
atau kekerasan.
·
Sebab musabab atau akar-akar
pertentangan adalah:
a). Perbedaan
individu-individu.
b). Perbedaan
kebudayaan.
c). Perbedaan
kepentingan.
d). Perubahan sosial.
Pertentangan-pertentangan
yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan bersifat positif,
sepanjang tidak berlawan dengan pola-pola hubungan sosial didalam struktur
sosial yang tertentu. Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk
menyalurkan benih-benih permusuhan; alat tersebut dalam ilmu sosilogi dinamakan
safety-valve institutions yang
menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak
yang bertikai ke arah lain.
·
Bentuk bentuk pertentangan adalah:
a).
Pertentangan pribadi.
b).
Pertentangan rasial.
c). Pertentangan antara
kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh
karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
d).
Pertentangan politik.
e).
Pertentangan yang bersifat international.
·
Akibat-akibat dari bentuk-bentuk
pertentangan adalah antara lain:
a.
tambahnya solidaritas “in-group”, atau
b. mungkin sebaliknya
yang terjadi, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
c. perubahan
kepribadiaan.